OK-Kekap

Senin, 21 Oktober 2013

Makna Lambang Shiroite


  1. Bentuk bulat dengan lingkaran ditengah gambar dengan sekepal tangan dikepal (Seiken) dan huruf shiroite
  2. Lingkaran hitam besar melambangkan semangat persatuan dan persaudaraan
  3. Lingkaran hitam kecil melambangkan kebulatan tekad dan semangat karateka keluarga sabuk hitam
  4. Tangan dikepal (Seiken) melambangkan tangan kosong
  5. Kata "shiroite" berarti satu tangan suci. Shiro =Putih/ Suci. IHCI disingkat : I=Satu, TE= Tangan
  6. Warna :
  • Merah darah melambangkan keberanian dan kebenaran
  • Putih melambangkan kebersihan jiwa sesuai dengan falsafah karate adalah bersih/ suci dan kosong
  • Hitam melambangkan keteguhan tekad

Senin, 14 Oktober 2013

Album Foto Shiroite 116
















































Sejarah Shiroite

Shiroite Karatedo suatu organisasi perguruan karate yang artinya satu tangan suci, didirikan pada tanggal 14 April 1970. Sesuai dengan artinya shiroite menjalankan organisasinya lebih menitik beratkan kepada kekeluargaan dengan jiwa dan pikiran yang suci.               Perguruan shiroite karatedo yang didirikan Alm. Shihan Dr. Tojo Simanjuntak berguru kepada Shihan Shinya Matsuzaki dan kemudian memperdalam ilmu karatenya kepada Alm. Shihan Senno Suke Ueshima di Osaka Jepang.
               Sistem shiroite merupakan hasil kerja keras dan penyempurnaan dari pendirinya Shihan Dr. Tojo Simanjuntak dimana sistem shiroite mengkombinasikan gerakan karate dan jujitsu kedalam suatu gaya karate.
               Pekerjaan Alm. Shihan Dr. Tojo Simanjuntak menyempurnakan seni dari karate merupakan perjuangan yang tak pernah berakhir. Dengan demikian Alm. Shihan Dr. Tojo Simanjuntak telah banyak menghasilkan atlit-atlit karate nasional maupun internasional yang sering bertanding didalam dan diluar negeri sehingga Alm. Shihan Dr. Tojo Simanjuntak banyak menerima surat penghargaan dari instansi pemerintah dan swasta


Sumpah Shiroite
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Setia Kepada Bangsa dan Tanah Air Indonesia
  3. Menghormati Guru, Pelatih dan Bersifat Sopan Santun
  4. Berani, Jujur, dan Sportif serta Pembela Keadilan dan Kebenaran
  5. Kami akan selalu patuh dengan Jiwa Shiroite Karatedo

Sejarah Karate Di Indonesia


Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Adapun mereka-mereka yang pernah menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal (Umum) FORKI sejak tahun 1972 adalah sbb :
Periode/Masa Bakti Ketua Umum Sekretaris Jenderal/Umum Keterangan
1972 – 1977 Widjojo Suyono Otoman Nuh Kongres IV PORKI/FORKI 1972 di Jakarta
1977 – 1980 S u m a d i Rustam Ibrahim Kongres V FORKI 1977 di Jakarta
1980 – 1984 Subhan Djajaatmadja G.A. Pesik Kongres VI FORKI 1980 di Jakarta
1984 – 1988 R u d i n i Adam Saleh Kongres VII FORKI 1984 di Bandar Lampung
1988 – 1992 R u d i n i G.A. Pesik Kongres VIII FORKI 1988 di Jakarta
1992 – 1996 R u d i n i G.A. Pesik Kongres IX 1992 di Jakarta (Diperpanjang sd 1997)
1997 – 2001 W i r a n t o Drs. Hendardji -S,SH. Kongres X FORKI 1997 di Caringin Bogor Jawa Barat
2001 – 2005 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Konres XI FORKI 2001 di Jakarta
2005 – 2009 Luhut B. Pandjaitan, MPA. Drs. Hendardji -S,SH. Kongres XII FORKI 2005 di Jakarta
PERGURUAN KARATE ANGGOTA FORKI
1. AMURA
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHIROITE
24. TAKO INDONESIA
25. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
PB. FORKI beberapa kali mendapat kepercayaan menyelenggarakan even Internasional diantaranya :
1. Menjadi tuan rumah APUKO II tahun 1976 dilaksanakan di Jakarta.
2. Menjadi tuan rumah APUKO VII tahun 1987 dilaksanakan di Jakarta.
3. Menjadi tuan rumah APUKO Junior tahun 1991 dilaksanakan di Jakarta.
Disamping even-even tersebut PB. FORKI dipercayakan juga oleh KONI Pusat sebagai penyelenggara pertandingan karate pada even Sea Games dimana Indonesia menjadi tuan rumah yaitu masing-masing :
1. Sea Games XIV tahun 1987 di Jakarta.
2. Sea Games XIX tahun 1997 di Jakarta.
PB. FORKI pernah menggelar even Internasional diluar agenda resmi dari WKF dan AKF sebagai inisiatif sendiri dari PB. FORKI yaitu “ Indonesia Open Karate Tournamen “ yang dilaksanakan di Jakarta tahun 2002.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Shiroite Smpn 116

Perguruan      : Shiroite
Tempat          : SMPN 116 Jakarta Utara
                        Jl.Sunter Permai Raya, Sunter Agung
Pelatih           : Imam Thohari
Murid            : 45 orang
Hari               : Selasa dan Kamis
Waktu           : 03.15 - 05.00
Biaya             : Rp0